Ilmu Kebal adalah Ajaran para Setan

Monday, December 16, 2019

🗡ILMU KEBAL ADALAH AJARAN PARA SETAN!.🔥

Ilmu kebal bukanlah ajaran dari Islam, bukan pula syari'at Allahﷻ, bukan pula tuntunan dari Nabi Muhammad ﷺ.
Para Ulama sepakat.
Rasulullah ﷺ dan para sahabat رضي الله هنهم tidak mengajarkan ilmu kebal dan mendalami ilmu kebal.

Khalifah Umar bin Khottalob رضي الله عنه sekaligus waliyullah dan setanpun takut padanya, beliau wafat ditikam dengan pedang bermata dua oleh Abu Lu’lu’ah Fairuz beragama majusi ketika beliau menjadi imam sholat.

Khalifah Utsman bin Affan رضي الله عنه, yang mana malaikat pun malu kepada beliau wafat ditikam 3 orang khowarij/ ahlul bid'ah, dalam pemberontakan/kudeta/mendemo ditempat kediaman beliau.

Khalifah 'Ali Bin Abu Tholib رضي الله عنه wafat ditikam pedang Abdurrahman bin Muljam /seorang yang taat beribadah kepada Allah dan seorang Qori'( pengajaran al-qur'an) seorang khowarij/ahlul bid'ah, beliau terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam ketika beliau membangunkan kaum muslimin untuk menunaikan sholat shubuh.

Cucu Rasulullah, Husain رضي الله عنه wafat dibunuh oleh Rofidhoh Syi'ah /ahlul bid'ah dan Khowarij /ahlul bid'ah. karena tidak mau mengikuti keinginan mereka dikarbala.

Kholid bin Walid رضي الله عنه. ketika mengepung musuh di dalam benteng yang kokoh, maka para musuhpun berkata :”Kami tidak akan menyerah sampai engkau meminum racun”, lalu diapun meminum racun namun tidak mengapa. [Al-Furqon hal 154]

Sa’ad bin Abi Waqqos رضي الله عنه. adalah orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan dengan do’anya itulah dia berhasil mengalahkan pasukan Kisro dan menguasai Iroq.
[Riwayat At-Thirmidzi, 3751]

DAN MASIH BANYAK PARA SAHABAT رضي الله عنهم yang wafat dalam pertempuran jihad Laa ilaaha illallah ,namun para sahabat tidak lah kebal, Bahkan......Rasulullah sendiri pun tidak memiliki ilmu kebal dan tidak mengajarkan ilmu kebal. Sekiranya itu ajaran Islam, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkannya dan para sahabat pun mengamalkan nya dalam medan jihad fisabilillah.

PERHATIKAN RIWAYAT BERIKUT INI....

Rasulullah ﷺ sendiri tatkala beliau di perang Uhud ,beliau mengenakan baju besi, memakai pelindung kepala dari besi, masih tetap berdarah dan terluka.

Dari Sahl –semoga Allah meridhainya-, ia berkata, “Tatkala pecah pelindung kepala Nabi ﷺ dan wajah beliau berdarah dan pecah gigi seri beliau,' Ali bolak-balik mengambil air dengan menggunakan perisai (sebagai wadah air) dan Fatimah mencuci darah yang ada di wajah beliau. Tatkala Fatimah melihat darah semakin banyak lebih daripada airnya maka Fatimah pun mengambil hasir (yaitu tikar yang terbuat dari daun) lalu diapun merobeknya dan menempelkan robekan tersebut pada luka Rasulullah ﷺ maka berhentilah aliran darah” [HR. al Bukhori 2903]

Berkata Al-Laits bin S’ad رحمه الله : Jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air maka janganlah kalian tertipu olehnya hingga kalian menimbang perkaranya di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah”

Maka Iman Asy-Syafi’i pun menegaskan seraya berkata, “Al-Laits masih kurang,bahkan jika kalian melihat seseorang berjalan di atas air dan terbang di atas udara maka janganlah terpedaya olehnya hingga kalian menimbang perkaranya di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah”

[Dinukil oleh ibnu Katsir dlm Tafsiir Al-Qur’an al-‘Adziim 1/326 dan juga dinukil oleh Ibnu Abi Haatim dan dlm Adab Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu hal 184]

Diriwayatkan pula dalam kisah seseorang bernama Mukhtar bin Abi ‘Ubaid. Dia mengaku sebagai Nabi yang menerima wahyu, lalu seseorang berkata kepada Sahabat Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas رضي الله هنهم :

Sesungguhnya Mukhtar mengaku diturunkan ke padanya wahyu ?

Lalu Ibnu 'Umar dan Ibnu Abbas menjawab : Hal tersebut tidak benar......! __Itu adalah bisikan dari setan bukan lah Wahyu dari Allah),
kemudian Ibnu Umar dan Ibnu Abbas membacakan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ ﴿٢٢١﴾ تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ ﴿٢٢٢﴾

“Maukah kamu Aku beritakan kepada siapa turunnya para setan? Mereka turun kepada setiap pendusta yang banyak dosa”.
[Qs Asy Syu’ara: 221-222].

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ ﴿١٢١﴾

Dan janganlah kalian memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kalian; dan jika kalian menuruti mereka, sesungguhnya kalian tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. [Qs al-An'am:121]

Ibnu Hajar al-‘Asqolaani رحمه الله menjelaskan:

“Sesungguhnya yang terpatri di kalangan orang awam bahwasanya keajaiban/kesaktian menunjukkan barang siapa yang melakukannya adalah termasuk wali-wali Allah. Dan ini merupakan kesalahan dari orang yang mengatakannya. Karena sesungguhnya keajaiban/kesaktian terkadang muncul melalui tangan orang yang berada di atas kebatilan seperti tukang sihir, dukun, dan pendeta. Karenanya orang yang hendak menjadikan kesaktian sebagi bukti kewalian membutuhkan pembeda. Dan pembeda yang paling utama yang mereka sebutkan adalah dengan menguji kondisi/keadaan pemilik kesaktian/keajaiban tersebut. Jika orang tersebut berpegang teguh dengan perintah-perintah syari’at dan menjauhi larangan-larangan syari’at maka keajaiban tersebut merupakan tanda kewaliannya, dan barang siapa yang tidak demikian maka keajaiban tersebut bukanlah tanda kewalian” [Fathul Baari 7/383]

Barakallahu fiikum....

Via Fb;
Daenk Idris
Share this article :

0 comments :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Roqi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger