Q: "Sebenarnya ruqyah bayar nggak sih ?"
A: Tergantung seberapa besar anda menghargai orang lain yg meninggalkan pekerjaan dan urusannya demi membantu anda...
Q : "Loh bukannya pekerjaan kalian adalah peruqyah?"
A : kami memang peruqyah di saat meruqyah.. namun di luar itu kami juga seorang suami dan seorang ayah yg wajib menafkahi keluarga..
Diantara kami ada yg masih istiqomah narik ojek, jualan mie, jualan es krim, jualan kelontongan, sampai ada juga yg masih istiqomah jd juru parkir...
Demi Allah saya katakan, tidak berdusta dan tidak mengada-ada..
Mereka adalah tim, sahabat,sekaligus keluarga Arsyada Al-Fattah yg saya banggakan dan saya sayangi karena Allah...
Dengan tenarnya pengobatan ruqyah, tim saya tidak ada yg terlena meraup keuntungan pribadi dengan ruqyah... saya sangat bersyukur kepada Allah Ta'ala mereka masih memegang teguh prinsip bersama untuk tidak menjadikan ruqyah sebagai mata pencaharian utama..
Tapi tega-kah engkau dengan anak-anak mereka yg juga ingin jajan spt anak-anakmu?
Menantikan "buah tangan" dari ayahanda yg hari itu kehilangan waktu pekerjaannya demi membantu menyelesaikan masalahmu ??
Tanyakan pada nuranimu.. 🙂
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !